Senin, 15 April 2013

Karena Pertanyaan itu Menggelitik Hati Nurani Saya

Pernah melakukan psikotest untuk masuk dunia kerja?
Atau mungkin psikotest saat berniat melanjutkan studi?

Atau, untuk seseorang yang memiliki jiwa akademisi yang sangat kuat dan pernah berhadapan dengan Essay ini:

Kesuksesan terbesar dalam hidupku


Di mana pun, kapan pun dan bagaimana pun kondisinya, pertanyaan ini selalu berhasil membuat saya terdiam untuk waktu yang relatif lama.

Kenapa harus terdiam?

alasannya: karena saya merasa belum pernah melakukan kesuksesan besar (kira-kira itu yang dibisikkan cerebelum)
pengakuan itu menghantam pipi saya sampai memaksa  kelenjar lacrimal memuntahkan isinya. Mengakui tidak adanya kesuksesan sama dengan mengakui you are the most unsignificant a**hole of the 21'st century.

Paling tidak, saya merasa belum mempunyai kesuksesan yang bisa dianggap "W-O-W" alias "Wah!"
Menjadi anak baik, tidak terlibat narkoba, tidak pernah membuat orang tua menangis, tidak pernah berbuat curang untuk lulus ujian, selalu berusaha untuk tidak menyakiti orang lain, selalu positif thinking, berusaha membantu jika memang masih bisa.

That is mine success category.
Untuk berbicara kesuksesan, maka kita harus mundur dulu ke tujuan, dan parameter yang mendukung tercapainya point tujuan itu sendiri.

tujuan hidup saya adalah membuat orang tua bahagia.
Parameter untuk itu:

  1. membuat orang tua tidak merasa malu dengan memiliki anak seperti saya, artinya orang tua harus bangga terhadap saya . Salah satu tanda keberhasilannya, dengan adanya perkataan: "Untung anak saya...." ketika beliau berbicara dengan orang lain.
  2. Tidak membebani orang tua dengan pikiran aneh.
  3. membuat orang tua bahagia dunia akhirat. Caranya dengan memberikan hadiah yang cukup. Hadiah di sini adalah kasih sayang, perhatian, dan nafkah. Final destinasionnya dengan memberangkatkan orang tua saya menjadi haji yang mambrur.
Jadi, sampai saat ini saya belum manusia yang sukses alasannya parameter 1 sampai 3 masih dalam kategori in progress. Untuk parameter 1, saya kira saya sudah membanggakan orang tua saya. Tapi, saya sedang dalam tahap membuat orang tua saya lebih bangga (Manusia gak pernah puas, kan?)

Parameter 2, masih gagal dilakukan karena ibu saya masih berharap saya lebih bersikap sewajarnya sesuai dengan jenis kelamin. Tapi, di luar itu, saya tidak pernah menjadi faktor X yang memicu lompatan sinapsis di daerah otak yang berdampak pada peningkatan stress.
Parameter 3, niat dan usaha sudah dilakukan, tinggal menunggu waktu dan quota yang tepat.

Nah, jadi apa yang saya harus lakukan untuk menjawab pertanyaan di atas?
Hmm...... the biggest success in my life
Nampaknya saya harus termenung sedikit lebih lama lagi untuk menjawab pertanyaan itu.
Dan sementara saya memikirkan hal ini, psikolog memutuskan kalau mental saya tidak cocok untuk melanjutkan study S2

That awkward moment when you knew you were totally messed up, but you couldn't stop laughed for the stupidity level of your mind



3 komentar:

Comment, Please... ^^'