Sabtu, 13 April 2013

When An Electra Complexes Meet a 'Lolicon'

Serem banget judulnya yah?

Menyambung rasa penasaran tentang hal-hal berbau psikologi, I ended up with searching about Stockholme Syndrome. Dengan niat sederhana: berusaha mencari inspirasi untuk mengasah kembali kemampuan menulis cerita yang mengalami fase turun mesin (lagi).

Yah, buat yang belum tahu, Stockholme Syndrome sendiri sebenarnya adalah nama suatu keadaan pasca kejadian traumatis yang biasanya dialami oleh korban penculikkan. Dalam kasus ini, si korban -yang biasanya mengalami kekerasakan psikis dan fisik- justru cenderung membela penculiknya. Hal ini dipicu karena perasaan "terima kasih" atau mungkin "hutang budi" karena diperlakukan secara "baik hati" di tengah perlakuan chaotic penculikan. Si korban bahkan mungkin "jatuh cinta" dengan penculiknya. Menarik bukan? Benar-benar hal aneh ketika seorang korban justru jatuh cinta pada orang yang membuatnya terluka.

Saat sedang mencari sumber lagi yang lebih dalam, contoh kasus, dan beberapa cerita lain yang memuat Stockholm syndrome sebagai tagline utama, perjalanan justru berakhir dengan ditemukannya sebuah komik dengan tema kontroversial! Electra complex vs Lolicon.
Dan judul manga itu adalah: Kore wa Koi No Hanashi (This is a Tale of Love) karya Chika


Pertama kali dipublikasikan tahun 2010, Ceritanya sendiri adalah kisah cinta antara seorang gadis berusia 10 tahun dengan seorang novelist berusia 31 tahun.

APA?! GAK SALAH TUH SINOPSISNYA? PENGARANGNYA PASTI SAKIT! YANG BACA JUGA PASTI GAK NORMAL!

Kira-kira itu yang diteriakkan lobus frontalis saat saya membaca tagline yang secara gamblang ditulis si penerbit. Tapi alur dan kedalaman cerita yang ditawarkan justru berkata lain.

Kisah ini bercerita tentang seorang novelist terkenal, Utsumi Shinichi (Uchikai Makuzu), yang baru saja pindah ke rumah neneknya yang meninggal 2 tahun yang lalu. Saat sedang sibuk memikirkan ide cerita baru di dalam rumah barunya, Shinichi disapa oleh seorang gadis cilik berusia 10 tahun bernama Marimoto  (Aiko) Haruka yang tiba-tiba saja muncul di halamannya rumahnya. Haruka menyangka kalau kediaman Utsumi adalah rumah kosong, karena dari luar, rumah tersebut benar-benar tidak terawat dan bahkan terlihat seperti rumah hantu tak berpenghuni. Karena menyangka rumah ini rumah kosong, Haruka berniat menyimpan anak kucing yag dia temukan di jalan di rumah tersebut. Haruka tidak diijinkan memelihara hewan apapun di rumah. Shinichi tidak bisa menyalahkan Haruka, karena rumah ini memang sudah dibiarkan kosong selama hampir 2 tahun.

Setelah percakapan pendek dan berani. Haruka berhasil mendapatkan ijin dari Shinichi (yang sama sekali tidak pernah menyukai kehadiran anak kecil) untuk meminjam halaman rumahnya - hanya halaman rumahnya saja! - untuk memelihara anak kucing itu. Shinichi tidak keberatan selama Haruka tidak mengganggu ritmenya sebagai seorang penulis.

Dari sini kehidupan Shinichi yang suka menggerutu, berantakan, dan cenderung selalu bersikap meledak-ledak mulai berubah. 
Shinichi dikejar deadline untuk menghasilkan karya terbarunya. Karena ide baru belum juga muncul, dia disarankan untuk menulis cerita roman - dengan Haruka sebagai modelnya - oleh editornya. Padahal genre yang selama ini dia tulis selalu berbau gangster dan dunia kriminal bawah tanah.
Kehabisan ide, akhirnya Shinichi memutuskan melakukan semacam riset dengan bertanya kepada Haruka, apakah Haruka punya seseorang yang dia suka? Saat itu, Haruka sama sekali tidak menjawab. Belakangan baru dijelaskan kalau ternyata Haruka tidak tahu maksud dari perasaan suka terhadap orang lain. Haruka yang masih polos, akhirnya diberi petunjuk oleh salah satu sahabat Shinichi, perasaan suka adalah perasaan ketika hati merasa nyaman dan senang ketika berada di dekat orang yang disukai, merasakan deg-degan saat berada di dekat mereka, dan merasa sakit atau marah saat melihat ada orang lain yang lebih akrab dengan seseorang yang kita sukai.
Haruka justru berakhir pada kesimpulan final kalau orang yang dia sukai adalah Shinichi dan dengan berani menyatakan perasaanya kepada orang asing yang baru sekitar 1 bulan dia kenal dan berusia 21 tahun lebih tua dari pada dirinya.

Kesepian adalah awal mula dari cerita ini. Shinichi adalah seorang anak yang menjadi yatim piatu saat berusia 8 tahun. Sementara Haruka, kedua orang tuanya masih hidup, tapi ayahnya selalu sibuk di luar negeri untuk urusan bisnis dan ibunya yang sedang mengalami perawatan di rumah sakit dan saat bertemu Haruka ibunya hanya memikirkan kakaknya Haruka. (Sebab Shinichi menjadi yatim piatu dan Haruka yang ditelantarkan ibunya juga akan menjadi bumbu menarik dalam cerita ini)
Awalnya, Shinichi menganggap perasaan Haruka hanya sebuah lelucon dan dia tidak mungkin jatuh cinta dengan anak kecil. Dia menghormati Haruka lebih karena dia merasa berbagi masa lalu yang sama, karena itu mereka punya ikatan aneh: ikatan kalau mereka sama-sama mengerti perasaan satu sama lain, perasaan merasa ditinggalkan dan merasa bersalah terhadap apapun. Dan inilah yang menjadi tongkak ceritanya.

Apakah pada akhirnya perasaan Shinichi kepada Haruka didefinisikan Shinichi sebagai perasaan cinta? Apakah perasaan Haruka akan tetap sama ketika dia sudah bukan lagi gadis kecil?
Bagaimana Shinichi menanggapi sikap, perasaannya sendiri, dan pandangan curiga orang lain?

Nah itu semua dikupas dalam manga ini, dualisme perasaan Shinichi digambarkan dengan sangat jelas dalam manga ini. Diluar temanya yang kontroversial, manga ini tetap menyimpan pesan penting: Apapun yang dilakukan orang tua, anak akan selalu menerima imbasnya!.

So, if you don't bother with the theme, just try to read it. But for your notes, this manga is still on going, so I'm still waiting too where it will end up.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment, Please... ^^'