“Berapa lama lagi kamu akan termenung seperti itu?” Suara itu mengalihkanku dari renungan sunyi. Aku tidak menyadari ada orang yang duduk di sampingku di kursi taman.
Yang aku ingat, ayahku menyuruhku untuk berjalan-jalan ke luar rumah. Aku ingat ayahku tersenyum menyemangati saat memberi saran itu. Tapi, mata sembab itu adalah mata yang menunjukan kelelahan.
Lelah karena melihat aku hanya terus berdiam diri di rumah, diam sambil meratap dan mencaci dunia.
Aku berjalan-jalan ke luar rumah bukan karena ingin, aku berjalan-jalan ke luar rumah karena cuma itu yang bisa aku lakukan untuk mengurangi beban keluargaku. Dan, sepertinya hal itu yang mengantarkan langkah kaki ku menuju ke tempat ini.
“Hei?” Laki-laki yang duduk di sampingku kembali menyapaku, kali ini sambil melambai-lambaikan tangan di depan wajahku, dia berusaha menarik perhatianku.
"Kurasa kau berhasil meratapi kesia-sian, karena sekarang kau menjadi bagian dari mereka"
Kalimat itu! Kalimat pria itu!
Dia berhasil menyerabutku dari lembah kesunyian, aku menatap benci padanya. Dia cuma pria kurus dengan jaket kupluk tebal. Apa hak dia mengomentari isi pikiranku. Dia cuma orang asing, dia sama sekali tidak tahu apa permasalahannya. Pria itu hanya memperhatikanku sesaat, kemudian dia mengeluarkan sebuah permen lolipop dari dalam tas selempangnya dan memberikannya kepada ku.
Dia berhasil menyerabutku dari lembah kesunyian, aku menatap benci padanya. Dia cuma pria kurus dengan jaket kupluk tebal. Apa hak dia mengomentari isi pikiranku. Dia cuma orang asing, dia sama sekali tidak tahu apa permasalahannya. Pria itu hanya memperhatikanku sesaat, kemudian dia mengeluarkan sebuah permen lolipop dari dalam tas selempangnya dan memberikannya kepada ku.
“Aku punya permen, jadi berhentilah menangis” serunya sambil beranjak pergi dari kursi taman
****
Pagi ini aku datang lagi ke taman ini. Berharap bisa bertemu lagi dengan pria aneh kemarin dan menanyakan kenapa dia memberiku permen lolipop. Dan dia memang sedang duduk di sana, masih menggunakan jaket berkupluknya padahal matahari menyengat tajam.
Aku duduk di sampingnya, tapi tidak terlalu dekat, aku mengambil posisi sejauh mungkin darinya walaupun kita duduk di kursi yang sama. Dia terlihat sedang menggambar sesuatu di scetch book.