Senin, 15 April 2013

Karena Pertanyaan itu Menggelitik Hati Nurani Saya

Pernah melakukan psikotest untuk masuk dunia kerja?
Atau mungkin psikotest saat berniat melanjutkan studi?

Atau, untuk seseorang yang memiliki jiwa akademisi yang sangat kuat dan pernah berhadapan dengan Essay ini:

Kesuksesan terbesar dalam hidupku


Sabtu, 13 April 2013

When An Electra Complexes Meet a 'Lolicon'

Serem banget judulnya yah?

Menyambung rasa penasaran tentang hal-hal berbau psikologi, I ended up with searching about Stockholme Syndrome. Dengan niat sederhana: berusaha mencari inspirasi untuk mengasah kembali kemampuan menulis cerita yang mengalami fase turun mesin (lagi).

Yah, buat yang belum tahu, Stockholme Syndrome sendiri sebenarnya adalah nama suatu keadaan pasca kejadian traumatis yang biasanya dialami oleh korban penculikkan. Dalam kasus ini, si korban -yang biasanya mengalami kekerasakan psikis dan fisik- justru cenderung membela penculiknya. Hal ini dipicu karena perasaan "terima kasih" atau mungkin "hutang budi" karena diperlakukan secara "baik hati" di tengah perlakuan chaotic penculikan. Si korban bahkan mungkin "jatuh cinta" dengan penculiknya. Menarik bukan? Benar-benar hal aneh ketika seorang korban justru jatuh cinta pada orang yang membuatnya terluka.

Saat sedang mencari sumber lagi yang lebih dalam, contoh kasus, dan beberapa cerita lain yang memuat Stockholm syndrome sebagai tagline utama, perjalanan justru berakhir dengan ditemukannya sebuah komik dengan tema kontroversial! Electra complex vs Lolicon.
Dan judul manga itu adalah: Kore wa Koi No Hanashi (This is a Tale of Love) karya Chika


Pertama kali dipublikasikan tahun 2010, Ceritanya sendiri adalah kisah cinta antara seorang gadis berusia 10 tahun dengan seorang novelist berusia 31 tahun.

APA?! GAK SALAH TUH SINOPSISNYA? PENGARANGNYA PASTI SAKIT! YANG BACA JUGA PASTI GAK NORMAL!

Jumat, 12 April 2013

Psychological Effect dan bla..bla..bla...

Another random entry from my mind.

Semua masalah yang berhubungan dengan psikologis adalah salah satu minat - mungkin terpendam - yang masih menyita alam pikiran saya sampai saat ini.
Hati dan otak manusia adalah salah satu hal misterius yang menarik untuk dipelajari.
Kenapa manusia bisa jatuh cinta? Kenapa manusia bisa merasakan rasa sakit? Apa yang dimaksud dengan penyakit jiwa? Apa yang definisi dari normal?
Pertanyaan simple, tapi tidak dengan jawabannya.

Dalam sebuah episode "Naked Science" yang berjudul "What is Love?" mencoba untuk menjelaskan cinta dari sudut pandang ilmu pengetahuan. Secara singkat, cinta sebenarnya adalah rangkaian peristiwa hormonal dan reaksi kimiawi yang terjadi di otak. Efek peristiwa berantai ini yang nantinya akan menghasilkan perasaan berdebar, senang, sedih, dan rindu dengan orang tercinta.

Lalu kenapa peristiwa ini bisa terjadi?

Setiap manusia mengeluarkan semacam feromon "aroma" yang memikat manusia lain. Aroma ini yang akan memacu reaksi kimiawi kompleks dalam otak. dan ternyata setiap feromon ini hanya "klop" dengan orang-orang tertentu. Ini yang menyebabkan manusia hanya jatuh cinta pada orang-orang tertentu.
Kalau memang satu feromon diciptakan hanya cocok untuk feromon lain, lalu bagaimana dengan cerita tentang kisah pasangan yang cintanya habis di tengah jalan?

Materi ini tetap rumit untuk dibahas. Dan jika kita membahas tentang putus cinta, artinya kita bermain lagi dengan rasa sakit hati.


Dalam ilmu biologi dasar, kita diajarkan tentang lobus otak besar yang dibagi menjadi 4 bagian utama. Lobus Parietalis atau lebih mudah didefinisikan sebagai ubun-ubun adalah bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengelola rasa sakit fisik dan fisik. Beberapa kasus menunjukkan, jika bagian ini rusak, maka orang tersebut tidak bisa lagi merasakan rasa sakit fisik. Hal ini tentu berbahaya, karena si penderita tidak bisa merasakan sakit sama sekali, bahkan ketika mengalami luka parah seperti patah tulang atau pendarahan hebat, karena tidak ada rasa sakit, kesadaran untuk menyelamatkan diri tidak ada. Bayangkan apa efek yang terjadi?

Uniknya, walaupun bagian ini rusak, si penderita tetap bisa merasakan sakit hati, tersinggung, dan tidak nyaman.

Jadi dimanakah "hati" atau perasaan itu??????

Buat saya, cerita horor yang paling seram adalah ketika orang lain tidak mengakui apa yang kita lihat adalah nyata. Ketika pikiran kita menipu diri sendiri, siapa lagi yang bisa dipercaya. Karena dengan itu kita semua benar-benar sendirian.

Cerita tentang penderita schizophrenia, orang dengan kepribadian ganda, psikopat, atau bahkan stockholme syndrome selalu menyisakan ruang menarik untuk diulas. Karena semua ini menunjukkan betapa kompleksnya manusia itu.

Back again, it is just my random mind, you don't have to understand what I'm thinking.
I just want to spill it out before my mind blown up